- ” Hati yang bersih akan bisa melihat kebaikan orang lain yang tidak terlihat sekalipun dan hati yang kotor akan mudah melihat kejelekan orang lain yang tidak pernah ada. Orang lain adalah cermin bagi hati anda, jika hati anda selalu melihat kejelekan orang lain yang tidak terlihat oleh mata anda itu artinya hati anda kotor. Dan jika hati anda selalu melihat kebaikan orang lain yang tidak terlihat oleh mata anda itulah tanda kebersihan hati anda ”#Mutiara_Hikmah_Buya_Yahya Ke 16
2. “ Menata hati agar senantiasa sadar
akan kekurangan dirinya akan meredam luapan semangat untuk memperhatikan cela
orang lain dengan mata meremehkan. Dan hal itu akan menjadikan dirinya amat
berhati-hati dalam melihat cela orang lain. Sebab semua kesalahan yang terjadi
pada orang lain bisa saja terjadi pada dirinya sendiri.
3. ” Mana yang akan dipilih oleh seorang
hamba yang sadar disaat melakukan kemaksiatan. Ia bermaksiat dengan mudah
karena ia merasa bahwa Allah tidak melihatnya, atau ia bermaksiat dan ia yakin
jika Allah melihatnya? Jika ia pilih yang pertama maka ia telah kafir dan jika
ia pilih yang kedua ia telah kurang ajar kepada Allah. Merenungi dan
menginsyafi makna inilah yang akan mengurangi kemaksiatan ”
4. “Jika ingin bersedekah atau berbuat
baik jangan kita melihat apa yang kita miliki dan bisa kita lakukan, akan
tetapi lihatlah ke-Maha Kaya-an Allah dan ke-Maha Kuasa-an Allah yang tidak
berbatas. Itulah yang menumbuhkan kesadaran bersedekah dan berbuat baik.
Membawa si fakir dan si lemah untuk sanantiasa memohon, dan membawa si kaya dan
yang mampu untuk berbuat.”
5. ” Saat kita mengingatkan orang lain
yang melakukan kesalahan lalu ia tidak segera faham dan saat itupun kita
berkata kalau : “ Ia dungu “. Atau setelah ia faham namun masih kukuh untuk
melakukannya, lalu kita berkata kalau : “ Dia keras hati dan keras kepala.”
Akan tetapi. pernahkah kita menyadari saat kita diingatkan kadang kalau kita
tidak dungu kita pun jadi keras kepala? Sungguh kita amat butuh keinsyafan akan
diri kita! ”
6. ” Kerakusan adalah kefaqiran
tersembunyi. Kerakusan amat menyiksa orang yang kaya sekalipun. Sungguh
kepuasan dalam dunia (harta dan tahta) bukan saat terpenuhinya harap, akan
tetapi saat tidak adanya keinginan. ”
#Mutiara_Hikmah_Buya_Yahya Ke 24
7.“Sebuah perjalanan pendek namun
disinilah perjalanan yang panjang (akhirat) kita rintis dan bangun. Yang tidak
sabar membangun masa depan yang panjang disaat yang sebentar ini akan menuai
kesengsaraan yang amat panjang. Sungguh perjalanan kita di dunia ini sangat
singkat, kita yang masih bisa mengingat masa kanak-kanak dan remaja saat inipun
tanpa terasa kita sudah mendekati masa purna.”
#Mutiara_Hikmah_Buya_Yahya Ke 27
8.“ Jika seorang hamba begitu berat
melakukan kebaikan bahkan di saat direncanakan dengan fasilitas yang cukup
sekalipun tetap tidak terwujud, dan kemaksiatan selalu mengiringi langkahnya
biarpun ia berusaha menjauh. Itulah pertanda hamba yang di benci oleh Allah.
Mari kita renungi diri kita! ”
“Tanda hamba yang dipilih Allah adalah
hamba yang sulit melakukan kemaksiatan dan begitu mudah melakukan kebaikan.
Banyak hamba Allah yang ia selalu gagal disaat berusaha melakukan kemaksiatan
dan begitu mudah melakukan kebaikan yang tidak direncanakan sekalipun. Itulah pertanda
hamba yang dicintai Allah. Renungilah diri anda !
9. Merenunglah sejenak
berapa banyak dosa yang kita lakukan bersama hembusan nafas kita, dan sudahkah
kita sadari bahwasannya itu adalah dosa, dan sudahkah kita di saat menyadari
akan sebuah dosa lalu kita memohon ampun kepada Allah dengan penuh penyesalan
dan dibarengi dengan tetesan air mata kerinduan akan pengampunan dari Allah.
Jujurlah!! pernahkan kita menitikkan air mata karena menyesali dosa?
10.Silaturahmi adalah bertemunya hati dalam cinta karena Alloh
bukan sekedar bertemunya jasad. Jika harus ada pertemuan jasad itu adalah untuk
mempertemukan hati. Bertemunya hati di tandai dengan panjatan doa saat berpisah
.
12. "Berapa kali permohonan ampun kita panjatkan dalam sehari & berapa kali saat kita meminta ampun di saat itu menyadari jika kita sedang meminta ampun, dan alangkah banyak orang yang hanya memohon ampun dengan lidah sementara hatinya jauh dari rasa takut akan siksa Allah, itulah istighfar yang perlu di istighfari.
Merenunglah
sejenak berapa banyak dosa yang kita lakukan bersama hembusan nafas kita, dan
sudahkah kita sadari bahwasannya itu adalah dosa, dan sudahkah kita di saat
menyadari akan sebuah dosa lalu kita memohon ampun kepada Allah dengan penuh
penyesalan dan dibarengi dengan tetesan air mata kerinduan akan pengampunan
dari Allah. Jujurlah!! pernahkan kita menitikkan air mata karena menyesali dosa.
13.“Hakekat menjalankan sunnah Nabi
bukanlah sekedar membawa anggota tubuh untuk mengikuti pesan dan perilaku
Rosululloh, akan tetapi hadirnya beliau di hati saat kita menjalankan sunnah.
Itulah hakekat. Alangkah banyaknya orang menjalankan sunnah Nabi namun yang
diingat adalah kalimat hadits yang di bukukan atau diucapkan, dan bukan
Rosululloh yang hadir di hatinya.”